Masih bersama wisata Kebumen. Kali ini
kita mengunjungi tempat bersejarah yang ada di kota Gombong. Bangunan
bersejarah ini kini telah di renovasi dengan sangat apik. Benteng Van der Wijck
dibangun pada awal abad 19 atau sekitar tahun 1820-an, bersamaan
meluasnya pemberontakan Diponegoro. Pemberontakan ini ternyata sangat
merepotkan pemerintah kolonial Belanda karena Diponegoro didukung
beberapa tokoh elit di Jawa bagian Selatan. Maka dari itu Belanda lalu
menerapkan taktik benteng stelsel yaitu daerah yang dikuasai segera
dibangun benteng. Tokoh yang memprakarsai pendirian benteng ini adalah
gubernur jenderal Van den Bosch. Tujuannya jelas sebagai tempat
pertahanan (sekaligus penyerangan) di daerah karesidenan Kedu Selatan.
Pada masa itu, banyak benteng yang dibangun dengan sistem kerja rodi
(kerja paksa) karena ada aturan bahwa penduduk harus membayar pajak
dalam bentuk tenaga kerja. Tentu saja cara ini membuat penduduk kita
makin menderita apalagi sebelumnya gubernur jenderal Deandels punya
proyek serupa yaitu jalan raya pos (Anyer-Penarukan, sepanjang 1.000
km), juga dengan kerja rodi.
Dilihat dari bentuk bangunan, pembangunannya sezaman dengan benteng
Willem (Ambarawa) dan Prins Oranje (Semarang kini sudah hancur). Pada
awal didirikan, benteng dengan tinggi tembok 10 m ini diberi nama Fort
Cochius (Benteng Cochius). Namanya diambil dari salah seorang perwira
militer Belanda (Frans David Cochius) yang pernah ditugaskan di daerah
Bagelen (salah wilayah karesidenan Kedu). Nama Van der Wijck,
yang tercantum pada bagian depan pintu masuk, merupakan salah seorang
perwira militer Belanda yang pernah menjadi komandan di Benteng
tersebut. Reputasi van der Wijck ini cukup cemerlang karena salah satu
jasanya adalah membungkam para pejuang Aceh, tentunya dengan cara yang
kejam.
Pada zaman Jepang, benteng ini dimanfaatkan sebagai barak dan tempat latihan para pejuang PETA.
Dilihat dari fisiknya, bangunan yang
luasnya 3.606,62 m2 ini sudah mengalami renovasi yang cukup bagus.
Sayangnya renovasi ini kurang memperhatikan kaidah konservasi bangunan
bersejarah mengingat bangunan ini potensial sebagai salah satu warisan
budaya (cultural heritage).
Benteng Van der Wijck mempunyai dua lantai yang mempunyai ukuran sama besar.
Luas Benteng Atas: 3.606,625 m2
Luas Benteng Bawah: 3.606,625 m2
Tinggi benteng: 9,67 m
Di tambah dengan cerobong setinggi 3,33 m.
Mempunyai barak yang masing- masing berukuran 7,5 x 11,32 meter. Dan ketebalan benteng 1,32 meter.
Luas Benteng Atas: 3.606,625 m2
Luas Benteng Bawah: 3.606,625 m2
Tinggi benteng: 9,67 m
Di tambah dengan cerobong setinggi 3,33 m.
Mempunyai barak yang masing- masing berukuran 7,5 x 11,32 meter. Dan ketebalan benteng 1,32 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar